Senin, 05 Oktober 2015

Pemborosan Rombongan Bupati Bertolak ke Jepang

Semakin banyak kelompok saat ini memertanyakan gagasan keberangkatan Bupati Garut Rudy Gunawan berbarengan beberapa petinggi Pemkab setempat ke Jepang pada Selasa (06/10-2015) awal hari sampai sepekan ke depan.

Karena, keberangkatan bupati ke Jepang ke-2 kalinya itu, malah dikerjakan pada berbarengan kabupaten ini sangatlah membutuhkan perlakuan serius, bahkan juga kudu konsentrasi pada masih tetap banyak pekerjaan rumah macam aktivitas masuk tiga bln. paling akhir 2015 ini. Terlebih masih tetap rendahnya penyerapan biaya pembangunan.

Terlebih, keberangkatan pertama ke Jepang pada 11 sampai 19 Januari 2015 lantas, juga diduga “menabrak” pelbagai ketentuan berlaku. Salah satunya Permendagri Nomer 11/2011 perihal Dasar Perjalanan Dinas ke Luar Negeri untuk Petinggi/Pegawai di Lingkungan Kemendagri, Pemerintah Daerah, serta Pimpinan dan Angggota DPRD, termasuk juga Ketentuan Gubernur Jawa Barat.

Hingga janganlah heran, keberangkatan Bupati Rudy berbarengan rombongan petinggi Dinas Tanaman Pangan serta Hortikultura, didampingi lima petinggi yang lain ke Jepang saat itu juga memetik banyak sorotan bermacam kelompok.


“Meski beralasan ada kerja sama investasi bagian pertanian ataupun panasbumi, kepergian Bupati Rudy ke-2 kalinya ini juga, disangka tidak lebih juga sebagai pemborosan biaya. Diduga, kunjungan kesana lebih adalah pelesiran ke Tempat Wisata dari pada melakukan pekerjaan kedinasan, ” kata Ketua DPD Laskar Indonesia Kabupaten Garut Dudi Supriadi, Senin (05/10-2015).

Menurut dia, ada banyak pekerjaan rumah mesti dikerjakan Pemkab mendekati tiga bln. paling akhir 2015 ini. Sampai masuk triwulan ke empat 2015, pelbagai program aktivitas masih tetap belum konsentrasi, serta penyerapan biaya pembangunan juga masih tetap rendah.

Gagasannya, Rudy Gunawan bertolak ke Jepangkedua kalinya itu, dibarengi Kepala Dinas “Sumber Daya Air serta Pertambangan” (SDAP) Garut Uu Saepudin, Kepala Dinas “Tata Ruangan serta Permukiman” (Distarkim) Deni Suherlan, Asisten III Sekretaris Daerah Bagian Administrasi Umum Jatjat Darajat, dan beberapa petinggi lain.

Menyikapi hal itu, Asisten Sekretaris Daerah I Garut Bagian Administrasi Pemerintahan serta Kesejahteraan Rakyat Didiet Fajar Putradi didampingi Kabag Pemerintahan Setda Ahmad Nurdin “membantah keras” tudingan keberangkatan Bupati Rudy, serta rombongan ke Jepang juga sebagai pelesiran serta pemborosan biaya.

Menurut Didit, keberangkatan Bupati serta rombongan ke Jepang saat ini dalam rencana jalinan hubungan kerja investasi, dan menghadiri Organization for Industrial Spiritual & Cultural Advancement (OISCA) International Board Of Director Meeting, dengan dibiayai OISCA Indonesia.

Keberangkatan mereka juga memperoleh referensi Gubernur Jawa Barat, serta izin Mendagri, tuturnya.

“Pak Bupati beserta sebagian kepala dinas memperoleh izin dari Mendagri lewat Dirjen OTDA Depdagri untuk pergi ke Tokyo Jepang mulai sejak 25 September 2015. Keberangkatan rombongan dari 6 hingga 9 Oktober 2015 itu juga dibiayai OISCA Indonesia, ” tuturnya juga.

Dia juga memerlihatkan surat izin referensi dikeluarkan Dirjen OTDA nomer : 855/3483/OTDA tertanggal 25 September 2015, atas basic tindaklanjut Surat Plt. Gubernur Jawa Barat bernomor : 098/4541/otdaksm tertanggal 21 September 2015.

Pada surat di tandatangani a/n Menteri Dalam Negeri Dirjen OTDA Dr. Sumarsono, MDM itu dijelaskan, permintaan referensi izin penugasan ke luar negeri Bupati Garut Rudy Gunawan untuk lakukan kunjungan ke Tokyo Jepang menghadiri OISCA International Board Of Director Meeting Of MOU Signing for Deliverence Dukungan of Free Fighter Cars Unit on 2016.

“Jadi, keberangkatan Pak Bupati serta rombongan ke Jepang ini berkenaan hubungan kerja investasi pemerintah Jepang dengan Kabupaten Garut di bagian pertanian, serta investasi panasbumi yaitu masalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di lokasi Selatan Garut. Pemerintah Jepang akan memberi pertolongan sejumlah lima unit mobil pemadam kebakaran, ” kata Didit, semangat.